Jumat, 03 Oktober 2014

Materi Filsafat 3 Oktober 2014 Eksistensialisme



oleh :Dr. Raja Oloan Tumanggo

Jumat, 3 Oktober 2014 

Aliran filsafat yang utama adalah manusia dan cara beradanya yang khas di tengah makhluk lainnya. Jiwa eksistensialisme ialah pandangan manusia sbg eksistensi.
Eksistensialisme diambil dari kata ex = keluar, sistentia (sistere) =berdiri. Manusia bereksistensi = manusia baru menemukan diri sbg aku dengan keluar dr dirinya. Hanya manusialah yang bereksistensi. Eksistensialisme dari segi isi bukan satu kesatuan, tapi lebih merupakan gaya berfilsafat.
Tokoh filsafat yang menganut gaya eksistensialisme

  • Kierkegaard
  • Edmund Husserl
  •  Martin Heidegger
  •  Gabriel Marcel
  • Jean Paul Sartre

Sulit menyeragamkan defenisi mengenai eksistensialisme, karena adanya perbedaan pandangan mengenai eksistensi itu sendiri.Namun satu hal yang sama adalah filsafat harus bertitik tolak pada manusia konkrit, manusia sebagai eksistensi, maka bagi manusia eksistensi mendahului esensi.

Ciri-ciri eksistensialisme
  • Motif pokok adalah eksistensi, cara manusia berada. Hanya manusia bereksistensi.
  • Bereksistensi harus diartikan secara dinamis. Bereksistensi berarti menciptakan diri secara aktif, berbuat, menjadi, merencanakan.
  • Manusia dipandang terbuka, belum selesai. Manusia terikat pd dunia sekitarnya, khususnya pd sesamanya.
  •  Memberi penekanan pada pengalaman konkrit.

Pokok-pokok ajaran Kierkegaard
      Kritik thdp Hegel: Kierkegaard memandang Hegel sbg pemikir besar, tp satu hal yg dilupakan Hegel – menurut Kierkegaard – adalah eksistensi menusia individual dan konkret. Manusia tdk dpt dibicarakan ‘pd umumnya’ atau ‘menurut hakekatnya’, krn manusia pada umumnya tdk ada.
      Yang ada itu adalah manusia konkret yg semua penting, berbeda dan berdiri di hadapan Tuhan. Manusia itu eksistensi.
      Eksistensi berarti bagi Kierkegaard: merealisir diri, mengikat diri dg bebas, dan mempraktekkan keyakinannya dan mengisi kebebasannya.
      Hanya manusia bereksistensi, krn dunia, binatang dan sesuatu lainnya hanya ‘ada’. Juga Tuhan ‘ada’. Tapi manusia hrs bereksistensi, yakni menjadi (dlm waktu) seperti ia (akan) ada (secara abadi).

Menurut kierkegaard ada tiga cara bereksistensi,tiga sikap terhadap hidup, yaitu
·        *Sikap estetis: Merengguh sebanyak mungkin kenikmatan, yang dikuasai oleh perasaan. Cara hidup yg amat bebas.
·        *Sikap etis: Sikap menerima kaidah kaidah  moral, suara hati dan memberi arah pada hidupnya. Ciri khasnya menerima ikatan perkawinan. Manusia sudah mengakui kelemahannya, tapi belum melihat cara mengatasinya. Bila ia mengakui butuh pertolongan dari atas, maka ia loncat ke sikap hidup religius.
·       *Sikap religius: Berhadapan dg Tuhan, manusia sendirian. Karena manusia religius percaya pada Allah, maka Allah memperlihatkan diriNya pada manusia.

Pemikiran filsafat Sartre
}  Bagi Sartre, manusia mengada dengan kesadaran sebagai dirinya sendiri. Keberadaan manusia berbeda dengan keberadaan benda lain yang tidak punya kesadaran.
}  Untuk manusia eksistensi adalah keterbukaan, beda dengan benda lain yang keberadaannya sekaligus berarti esensinya.  Bagi manusia eksistensi mendahului esensi.
}  Asas pertama untuk memahami manusia harus mendekatinya sebagai subjektivitas. Apapun makna yang diberikan pada eksistensinya, manusia sendirilah yang bertanggungjawab.

Beberapa kenyataan (kefaktaan) yg mengurangi penghanyatan kebebasan:
1)      Tempat kita berada
2)      Masa lalu
3)      Lingkungan sekitar (Umwelt)
4)      Kenyataan adanya sesama manusia dengan eksistensinya sendiri.
5)      Maut
Walaupun kefaktaan ini melekat dalam eksistensi manusia, tapi kebebasan eksistensial tidak bisa dikurangi/ditiadakan.


Sumber:
Buku Pembelajaran Filsafat Untuk perkuliahan KBK Blok Filsafat. 
Slide 20141003 Eksistensialisme Sartre - ROT
Slide 20141003 Eksistensialisme menurut Kierkegaard

Tidak ada komentar:

Posting Komentar